Scroll untuk baca artikel
DAERAHKesehatanKutai Barat

Insentif Kecil, Dokter di Kutai Barat Minta Pindah?

208
×

Insentif Kecil, Dokter di Kutai Barat Minta Pindah?

Sebarkan artikel ini

SudutBeritaNews.com, Kutai Barat | Rendahnya insentif dikeluhkan puluhan dokter yang bertugas di Kabupaten Kutai Barat, provinsi Kalimantan timur.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat dr Rita Wati Sinaga membenarkan soal keluhan para dokter di Kubar yang sedang memperjuangkan nasibnya dengan mengadakan pertemuan bersama DPRD Kutai Barat, Ikatan Dokter Indonesia, Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar dan Badan Kepegawaian Daerah.

“Terkait keluhan dokter itu sebenarnya para teman-teman itu ingin ada kenaikan gaji,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kutai Barat dr. Rita Wati Sinaga kepada media ini melalui sambungan telepon. Jumat 10/06/22 pagi.

Baca juga : TMMD 113 Berakhir Danrem 071/Wijayakusuma Saksikan Penyerahan Hasil TMMD 113 Kodim Pemalang

“Ini baru kita perjuangkan.
Jadi kemarin kita bersama-sama DPRD, mungkin nanti ada kelanjutan pertemuan. Gitu sih pak.” lanjutnya.

Foto : dr. Ritawati Sinaga, Kadis Kesehatan Kutai Barat

Para dokter meminta kenaikan insentif karena letak daerah tempat bertugas dan semakin tingginya biaya hidup, termasuk resiko yang dihadapi dalam melaksanakan tugas seorang dokter.

“Berdasarkan resiko kerja, kemudian tempat, lokasi, kemahalan kan ga sama di Kutai Barat dan Samarinda,” terang dokter yang mengawali karirnya di Kutai Barat menjadi kepala Puskesmas Melak.

Baca juga : Sambut Hari Bhayangkara 2022 Polri Gelar Lomba Menembak Bersama PATI TNI-Polri

Sedangkan untuk insentif para nakes di Puskesmas dan Rumah Sakit yang berstatus PNS, meskipun tidak menyebutkan besarannya Rita Wati mengaku sudah ada kenaikan.

“Untuk Puskesmas rumah sakit sudah ada kenaikan.
Kalau dari PNS nya itu sudah, tapi kalau dari TKK ini kita  masih berjuang. Ya wajar ya ada kesenjangan PNS lebih tinggi gajinya daripada TKK.
Kalau jaman kami dulu itu TKK yang lebih tinggi dari PNS.” paparnya.

Baca juga : Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jajal Mobil Listrik

Untuk itu, dokter senior di Kutai Barat itu menampik berita yang sempat beredar bahwa dokter di Kubar mau ramai-ramai hijrah tinggalkan Kutai Barat.

“Saya dengar memang ada yang bilang dokter mau ramai-ramai pindah dari Kutai Barat, gitu ya? Itu tidak ada.” tegasnya.

Bahkan menurut Rita, sekarang ini semakin banyak dokter yang sudah menyelesaikan pendidikan spesialisnya dan kembali ke Kubar.

“Ini malah kita bersyukur semakin hari semakin banyak teman-teman kita yang sudah selesai menyelesaikan sekolah.
Puji Tuhan sudah semakin banyak dokter spesialis kita. Mungkin semakin berbenah lagi dalam pelayanan.” bebernya.

Baca juga : Nilai Hakim Terlalu Rendah Tuntut JENTON dan ADRIANI Dalam Kasus Korupsi DBHDR, Kejari Kubar Akan Ajukan Banding

Untuk itu Rita meminta masyarakat tidak usah resah terhadap layanan kesehatan, ia juga memastikan bahwa semua Puskesmas di Kutai Barat ada dokter meskipun beberapa waktu lalu sempat beredar berita ada Puskesmas yang mengalami kekosongan tenaga kesehatan.

“Sampai saat ini di Kutai Barat semua Puskesmas ada dokternya, karena saya dengar ada yang bilang tidak ada dokternya. Semua ada pak, bahkan di daerah yang padat penduduknya kita ada lebih (lebih satu dokter).” terang Rita Sinaga.

Bahkan menurut Kadis kesehatan itu di beberapa Puskesmas yang padat penduduknya ditugaskan lebih dari seorang dokter, yakni diantaranya; di Barong Tongkok, Melak dan Jambuk, Bongan.

“Kita tetap semangati untuk teman-teman dokter, tentunya nanti kita tetap berjuang untuk kesejahteraan teman-teman dokter supaya bisa lebih fokus melayani.” pungkas dr. Rita Wati Sinaga.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kutai Barat H. Achmad Syaiful, mengaku pihaknya diminta tolong para dokter terkait kecilnya insentif dan tunjangan dokter di Kutai Barat.

“Kemarin kita rencananya ada rapat soal insentif dokter. Karena informasinya insentif atau tunjangan jabatan kecil sehingga mereka minta ditambah,” kata Achmad Syaiful, Wakil Ketua DPRD Kubar kepada Awak media seperti yang di rilis RRI, Rabu (8/6/2022).

“Saya ingin membantu saja kebetulan ada dokter minta tolong kami karena katanya tunjangan mereka ini sangat kecil dan merata saja di seluruh kecamatan. Kalau bisa tunjangan itu di beda-bedakan misalnya di daerah  yang jauh itu beda besaran,” sambung Acong sapaan akrab Achmad Syaiful.

Menurut Acong, tenaga kesehatan, terutama dokter yang jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan 170 ribu penduduk di Kutai Barat harus diperhatikan kesejahteraannya agar mereka tetap betah mengabdi di Kutai Barat.

“Kita harus perhatikan itu supaya dokter ini betah di Kutai Barat. Kalau dokter-dokter kita itu sejahtera maka mereka tidak memikirkan lagi mau pindah ke sana kemari karena kita juga kekurangan tenaga kesehatan,” tegasnya.

Paul/Red-SBN

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Example 728x250 Example 728x250