Scroll untuk baca artikel
Kalimantan TimurOPINIPendidikan

O P I N I : DALAM KEGIATAN DI IKN NUSANTARA, MASYARAKAT DAYAK HENDAKNYA JANGAN MASIH SIBUK MENCARI IDENTITAS DIRI 

214
×

O P I N I : DALAM KEGIATAN DI IKN NUSANTARA, MASYARAKAT DAYAK HENDAKNYA JANGAN MASIH SIBUK MENCARI IDENTITAS DIRI 

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

Catatan: M.M.Rudi Ranaq, SH MSi CMe*)

SudutBeritaNews.com, Kutai Barat | Saya mau bicara dalam bahasa yang sederhana, walaupun masalahnya tidak sederhana. Saya bukan orang yang skeptis apa lagi pesimis. Tapi saya mau bilang, meja makan sudah mulai tersedia di sana.

Kegiatan di IKN yang meliputi :
1). persiapan, 2). pembangunan, 3). pemindahan dan 4). pengelolaan IKN NUSANTARA sudah dimulai sejak diundangkannya UU Nomor 03 Tahun 2022 lalu. Perpres Nomor 62 Tahun 2022 tentang Pemerintahan Otorita IKN NUSANTARA juga sudah dikeluarkan.

Hal di atas menunjukkan bahwa pembangunan untuk menciptakan tatanan Indonesia yang semakin tangguh dan kuat di mata dunia dengan mengambil Kalimantan Timur sebagai titik sumbu sudah dimulai.

Lalu posisi masyarakat Dayak dimana? Seideal-idealnya, masyarakat Dayak musti terlibat secara aktif dan signifikan serta berdampak positif dalam ke-4 kegiatan di seputaran IKN NUSANTARA di atas.

Keaktifan untuk sampai pada hasil yang signifikan dan berdampak positif bagi pemberdayaan diri serta kebaktiannya untuk Indonesia tercinta.
Tentulah sangat tidak terbatas hanya pada seremonial mengalungkan selendang, mengikatkan manik di lengan tamu kehormatan.

Tidak saja menjadi aktor pemeran tarian daerah saat sebuah acara seremonial di sela sela acara kenegaraan.
Tidak saja menjadi pelaksana ritual adat saat melegitimasikan dimulainya kegiatan proyek-proyek besar di IKN NUSANTARA.

Tapi jika masyarakat Dayak mendapatkan peran yang sebegitu saja sudah senang dan larut dalam euforia/kesenangan bahwa itu merupakan wujud apreasiasi terhadap budaya kita, apalagi menilai itulah keterlibatan aktif yang dimaksud, berarti kita masih berada jauh dari hidangan meja makan besar itu.

Untuk terlibat dalam perjamuan di meja makan yang besar itu mengisyaratkan adanya keterlibatan yang tidak biasa. Keterlibatan dimaksud adalah keterlibatan dalam arti yang lebih esensial.

Sekali lagi, keterlibatan dalam bentuk yang esensial, keterlibatan yang penting dan keterlibatan yang mendatangkan pengaruh perubahan penghasilan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan.

Keterlibatan itu seyogyanya terlihat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang penting sebagai aktor kunci yang “berkualitas dalam pekerjaan yang profesional dan sangat kompetitif” itu.

Tapi pertanyaannya, sejauh mana kita masyarakat Dayak unggul menghadapi ini semua dalam kompetisi itu. Sejauh mana kita secara obyektif mampu duduk di meja makan yang banyak itu?

Dalam dunia pembangunan pisik IKN NUSANTARA, sejauh mana kesiapan kita? Sejauh mana kita mampu berperan tidak saja sebagai penghubung atau broker kegiatan pembangunan padat keahlian di sana?

Pasal 37 UU Nomor 03 Tahun 2022 tentang IKN NUSANTARA menyatakan bahwa partisipasi masyarakat memang terbuka luas, salah satunya adalah partisipasi KEMITRAAN. Sejauh mana kita siap menjadi mitra dalam 4 phase kegiatan besar di IKN NUSANTARA di atas?

Kesiapan itu berpulang pada eksistensi sumberdaya manusia kita masyarakat Dayak dan kesiapan daya dukung material lokal yang tersedia, namun tentu untuk menjaga mutu atau kualitas pembangunan.

Maka logis muncul pertanyaan sejauh mana material lokal tersebut memenuhi standard spesifikasi proyek yang ditetapkan?

Memang dalam Pasal 22 Perpres Tahun 2022 tentang Pemerintahan Otorita IKN NUSANTARA dijelaskan ada beberapa pengutamaan yang menjadi semacam kebijakan yang dapat diambil dalam pembangunan oleh pemerintahan Otorita IKN NUSANTARA tanpa terpaku pada aturan pengadaan barang dan jasa yang baku, yaitu tenaga kerja lokal dan material lokal.

Saya hanya mau menggarisbawahi dua variabel ini. Pertama, Tenaga kerja lokal. Tenaga kerja lokal macam mana yang dimaksud dalam pasal tersebut? Tentu saja tenaga kerja lokal yang siap bekerja dengan kompetensi yang sesuai dengan standard spesifikasi yang ditetapkan.

Sejauh mana angkatan kerja kita siap mengambil peluang tersebut? Apakah SDM kita sudah unggul dan dapat diandalkan untuk mengisi formasi Itu dari sisi kesiapan SDM.

Kedua. Dari segi kesiapan material lokal? Ambil saja contoh bahan material untuk bahan bangunan permanen, kantor kantor penting pemerintahan berkelas dunia itu.
Batu dan pasir yang ada di daerah kita memang tersedia, tetapi pertanyaannya apakah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan designer rancang bangun proyek?

Dari dua jenis material lokal ini, diduga kuat tidak mampu disediakan lokal Kalimantan Timur. Dengan lokasi sumber material yang berada di luar Kalimantan Timur,  maka pengadaan batu split/koral dan pasir menjadi high cost yang semakin tidak mudah tersentuh oleh pengusaha lokal daerah, karena memerlukan investasi yang tidak kecil.

Pesan penting yang mau saya katakan di sini, tidak lah baik hanya menjadi penonton. Yang menarik bahwa yang justru terpenting dan terstrategis dari hiruk-pikuk menuju meja makan itu, justru yang tidak terlihat kasat mata, yang mata kita pun tidak mampu melihatnya apalagi menontonnya karena memang fath itu tidak kasat mata walaupun senyatanya eksistensi hiruk-pikuk itu ada dan ramai adanya.

Oleh karena itu, kita masyarakat Dayak jangan hanya stagnan mencari identitas diri dalam pembangunan IKN NUSANTARA ini, supaya kita mampu mengambil manfaat ekonomis dalam hiruk pikuk ini semua.

Masih mencari identitas diri jika kita masih berdiskusi ria apakah kita masyarakat Dayak atau bukan?. Masih mencari identitas, jika kita sudah berpuas diri dengan peran kita sebagai pengalung selendang, tukang pengikat lekuk dan tukang menari di acara kehormatan Wellcome ceremony dalam sebuah event penting berisi sajian hidangan perjamuan di pesta makan besar itu.

Masih mencari identitas diri jika masih berkutat pada peran-peran sebagai broker dan penghubung bisnis atau setidak-tidaknya tukang pemberi rekomendasi. Ekspektasi kita secara ideal pasti lah ingin lebih dari sekedar peran- peran itu.

Ekspektasi kita pastilah ingin peran KEMITRAAN YANG DAHSYAT, yang penting dan strategis serta berdampak pada terwujudnya Indonesia tercinta yang maju dan sejahtera.
Dimana kita masyarakat Dayak terbilang di dalamnya.

Marilah kita melangkah lebih jauh, tidak mencari arah dalam arena penting, yang orang lain sudah berlari laju hampir mencapai finish menuju hidangan perjamuan di meja makan yang berkualitas dan berkelas dunia.
dimana saya dan kita semua berada didalamnya.

Itu semua hanya terwujud, jika kita mempunyai SDM unggul, bijaksana, mempunyai relasi yang luas dan kuat, dapat dipercaya oleh semua pihak karena berintegritas dan berkejujuran tinggi. Semoga bisa, dan satu kata penting,  kita memang harus bisa.

*) Penulis adalah seorang Advokat dan Petani Lemon, berasal dari Kampung Benung, Kecamatan Damai, Kutai Barat, Kaltim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Example 728x250 Example 728x250