Scroll untuk baca artikel
DAERAHKutai BaratPendidikan

Yayasan Gagal Bayar Akreditasi dan Terancam Tutup, Selvina : Poltek Sendawar Diserahkan ke Pemerintah Saja

251
×

Yayasan Gagal Bayar Akreditasi dan Terancam Tutup, Selvina : Poltek Sendawar Diserahkan ke Pemerintah Saja

Sebarkan artikel ini
Foto : Selvina SH., MH., Direktur Poltek Sendawar

SudutBeritaNews.com, Kutai Barat | Gagal membayar biaya akreditasi dan terancam tutup, Direktur Poli teknik Sendawar (Polsen), Selvina mengatakan sebaiknya pemerintah ambil alih Polsen karena dinilai Yayasan gagal bertanggung jawab, terutama dalam bidang keuangan.

“Yayasan memang bertanggung jawab secara administrasi, tapi tanggung jawab keuangan belum ada. Sementara pengelolaan keuangan kami serahkan semua ke yayasan,” ujar Direktur Poltek Sendawar, Selvina, dalam dialog dengan RRI Sendawar, di Sekretariat Poltek, Kamis (15/9/2022).

“Ketika yayasan tidak bergerak maka kami sebagai pelaksana tidak bisa berbuat banyak. Sehingga harapan kami pemerintah membantu mencari solusi,” sambung dia.

Menurut Selvi, pengambilalihan perlu dilakukan karena Yayasan dinilai gagal melakukan kewajibannya dalam menyediakan dana operasional maupun pemenuhan hak-hak mahasiswa dan dosen. Awdangkan biaya operasional saat ini hanya mengandalkan SPP dari mahasiswa.

“Hanya memang sumber pemasukan cuma dari iuran SPP mahasiswa” ungkap Selvina.

Berita terkait : Poltek Sendawar Terancam Tutup? Ini Penyebabnya

Selvina menyebut, dalam sebulan Poltek Sendawar membutuhkan biaya sekitar Rp 300 juta. Biaya itu untuk operasional kampus, sarana prasarana, gaji dosen, serta staf direktorat.

Artinya biaya yang dibutuhkan dalam setahun sekitar Rp 3,4 miliar. Sementara jumlah mahasiswa Poltek hanya sekitar 200 orang.

Dengan biaya SPP sekitar Rp 6 juta per tahun. Maka Poltek hanya mampu mengumpulkan dana Rp 1,2 miliar. Minus Rp 2,4 miliar per tahun.

“Rincianya itu untuk gaji dosen sekitar Rp 150 juta untuk 39 dosen dan staf direktorat 3 Prodi. Sisanya untuk oprasional, perlengkapan praktek mahasiswa dan server ITE kampus,” beber dia.

Selvina mengaku, terakhir kali Poltek Sendawar memperoleh bantuan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah dari pemerintah pusat, sekitar Rp 400 juta pada akhir tahun 2021. Sejak saat itu sampai September 2022 ini, belum ada bantuan lagi.

Akibatnya gaji dan operasional kampus masih menunggak hingga satu miliar lebih.

“Dana KIP hanya membayar separuh SPP, karena yang masuk ke rekening Kampus hanya 2 juta, yang 4 juta ke rekening mahasiswa dan tidak bisa di ambil oleh kampus. Artinya dana KIP juga tidak bisa menutupi biaya SPP. Dan tidak semua anak dapat beasiswa KIP. Ini juga terbentur aturan untuk kampus kita masih Akreditasi C,” terang Selvi.

“Jadi dari akhir 2021 sampai sekarang kami belum mampu membayar tunggakan gaji dosen. Ini belum termasuk biaya perpanjangan akreditasi 159 juta,” imbuh Selvina.

Oleh karenanya, menurut wanita berlatar belakang pendidikan Hukum ini solusi terbaik bagi Poltek Sendawar adalah dialihkan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

“Harapan kami yang terbaik adalah dinegerikan. Karena saya sudah melihat prospek ke depan untuk Pendidikan anak-anak kita alangkah baiknya kalau ada kampus negeri. Karena memang kesenjangan antara PTS dan PTN sangat jauh beda,” harapnya.

Foto : Kantor rektorat Poltek Sendawar

Sementara ketua dewan pembina YPSS, Kornelius Yan Sinyal yang diminta tanggapan mengenai keluhan Direktur Poltek Sendawar justru menjawab dengan enteng.

Yan Sinyal terkesan tanpa beban dengan nasib Poltek yang terancam tinggal nama.

“Tidak ada tanggapan, yang penting Polsen aman lanjut,” ujarnya melalui pesan singkat seperti yang ditulis RRI Sendawar.

Saat ditanya soal akreditasi yang belum diperpanjang, lagi-lagi Yan Sinyal hanya menjawab enteng.

“Aman saja, cukup,” katanya.

Sementara Pemkab Kubar sejauh ini belum memberikan tanggapan soal permintaan Dirut Poltek Sendawar, agar pemda mengambil alih pengelolaan Poltek atau dinegerikan.

Diberitakan sebelumnya oleh media ini “Poltek Sendawar TerancamTutup?
Ini Penyebabnya.” Kamis (15/9/2022).

Menghadapi permasalahan tersebut, Selvina hanya menyerahkan ke Yayasan Pembangunan Sentawar Sakti (YPSS), sebagai pengelola Poltek.

Namun hingga batas waktu pembayaran yang diminta, YPSS tidak sanggup menyediakan anggaran.

Sedangkan untuk menjalankan roda pendidikan Poltek Sendawar, Selvina hanya menggunakan iuran mahasiswa.

“Selama ini kami hanya berharap pemasukan dari iuran mahasiswa. Sedangkan orang-orang yang katanya siap bantu, tidak ada juga sampai hari ini,” keluh Selvina.

Paul/Red-SBN

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Example 728x250 Example 728x250