Scroll untuk baca artikel
Kutai BaratPeristiwa

GEPAK Kunjungi Bekas Kebakaran di Mencelew, Korban Harus Tidur Di Bawah Terpal

372
×

GEPAK Kunjungi Bekas Kebakaran di Mencelew, Korban Harus Tidur Di Bawah Terpal

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

SudutBeritaNews.com, Kutai Barat | Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (GEPAK) DPC Kutai Barat sambangi Jainuriah Korban Kebakaran Kampung Mencelew. kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat.

Agus Heriyanto, mengaku Gepak Kubar ikut prihatin dan bersimpati atas musibah kebakaran yang terjadi.

“Mendengar musibah kebakaran di sini, kami organisasi GEPAK DPC Kutai Barat prihatin dan bersimpati,” ujar Agus bersama anggota, mewakili Ketua GEPAK Matias Genting di lokasi kebakaran RT 3 kampung Mencelew. Selasa 10/01/23 siang.

Kami Membawa sumbangan sedikit supaya bisa membantu untuk meringankan beban karena musibah.” lanjutnya.

Melihat warga baik tua, muda bahkan anak-anak yang sedang bergotong royong memasang dinding papan di bekas kebakaran, Agus berharap hal tersebut bisa berlanjut.

“Harapan saya kerjasama warga  yang baik ini selalu diteruskan seperti ini,” ucapnya.

Nampak akibat kebakaran 2 bangunan ludes dilalap si jago merah, ia berharap agar pihak pemerintah segera bisa turun tangan membantu.

“Harapan dari GEPAK kepada pemerintah bisa cepat ditanggapi, dalam hal ini cepat terbantu.” pungkas Agus.

Sementara itu Petinggi kampung Linggang Mencelew, Martina saat ditemui awak media di lokasi kebakaran mengaku, sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial kabupaten Kutai Barat, namun belum mendapatkan bantuan, karena pegawai yang  membidangi bantuan mengatakan awal tahun dinas belum membahas anggaran, namun segera akan memberikan bantuan.

“Sudah koordinasi dengan dinas sosial, tanggapan mereka bahwa sementara mereka masih dikoordinasikan. Mengingat bahwa ini awal tahun, sehingga untuk penganggaran mereka belum fix, namun Dinas berjanji akan segera memberikan bantuan.” ujar Martina.

Foto : Petinggi Linggang Mencelew Martina

Ia menyebut bantuan datang justru dari iuran pegawai Badan pendapatan daerah.

“Tadi ada dari Dispenda, karena kebetulan anak dari pak Mason ini satu kerjaan dengan mereka.
Jadi secara sukarela mereka iuran.” ungkapnya.

Untuk membangun sementara di bekas kebakaran itu pihaknya telah memasang kotak amal di pinggir jalan.

“Lalu hari Senin kemarin, kami juga taruh kotak amal, jadi terkumpul.
Kalau papan ini sumbangan dari kampung.
Kalau atap itu dibeli dari uang sumbangan.” terangnya sambil menunjuk papan yang dipikul anak-anak saat melintas.

Pembangunan rumah sementara yang dikerjakan secara gotong royong oleh warga sekitar itu memang harus segera dikebut agar cepat rampung dikarenakan Jainuriah janda dari Almarhum Mece, mantan Petinggi Mencelew itu harus tinggal dibawah terpal.

Sebab, menurut adat setempat, dia tidak diijinkan menumpang meskipun di rumah kerabat sendiri.

Sehingga sudah 2 hari ini, sisng dan malam Jainuriah harus tinggal dibawah atap terpal meskipun semalaman turun hujan deras.

“Bukan berarti tidak boleh menumpang di rumah keluarga, tetapi tradisi kita kalau terjadi kebakaran yang punya rumah jangan dulu pindah. Jadi ini lebih seperti ritual kalau ada orang meninggal.” terang Martina.

Sedangkan kronologis kebakaran diketahui terjadi hari Senin sekira pukul 1.30 wita dini hari dan diduga akibat korsleting listrik arus pendek.

Ketika mendengar ada kebakaran, Petinggi wanita itu langsung menghubungi mobil damkar.

“Saat kejadian, pertama saya memanggil mobil damkar. Dan puji Tuhan mereka merespon cepat,” terang Petinggi wanita itu.

Cuma damkar Bigung itu kan sekarang bermasalah karena pompanya itu kan rusak.
Tetapi mereka dengan inisiatif mengganti dengan mesin alkon. Mereka tetap turun,” imbuh Martina.

Koordinasi mereka bagus,
begitu ada kejadian begini koordinasinya jalan, sehingga damkar dari kabupaten juga turun 3 unit.” tambahnya bercerita.

Menurut Martina, jika tidak ada bantuan unit damkar kabupaten, dirinya memastikan api akan merembet ke bangunan lainnya karena atap rumah sebelah mepet dengan rumah dimana kebakaran terjadi.

Bahkan meskipun atap yang nempel itu didobrak namun api sempat melalap atap rumah Mason hampir 70% rusak terbakar.

Petinggi kedua kampung Mencelew itu mengatakan, yang sangat diperlukan adalah bantuan material.

“Yang paling dibutukan saat ini material bangunan.” tutup Martina.

Foto : Korban kebakaran Jainuriah

Sementara itu, Jainuriah mengaku, saat terjadi musibah kebakaran dirinya sedang menginap di rumah anaknya di kampung Muara Mujan.

Atas kejadian itu dirinya harus kehilangan sebuah rumah dan isinya dan sebuah gedung walet.

“Waletnya tiga tingkat, sudah menghasilkan, ya lumayan.” tutupnya dengan raut sedih.

Sedangkan warga lain yang ikut menjadi korban adalah Mason ketua BPK kampung Mencelew yang harus mengalami kerusakan hampir 70% atap rumahnya rusak karena ikut terbakar, sehingga kalau hujan turun rumahnya jadi banjir.

Foto ist. : Dinas Sosial Kubar memberikan bantuan korbsn kebskaran

Saat berita ini diterbitkan, redaksi SudutBeritaNews.com telah mendapat kabar dari Petinggi Linggang Mencelew pada Rabu 11/01/22 Dinas sosial Kutai Barat telah mengantar bantuan berupa sembako, tikar dan pada hari ini berjanji akan mengantar kasur beserta keperluan lainnya.

“Jadi saya mewakili korban dan pemerintah kampung LG Mencelew mengucapkan ribuan terima kasih untuk semua pihak yang sudah membantu kami, baik Materi maupun tenaga, semoga Tuhan membalas semua kebaikan mereka.” tulis Petinggi Mencelew Martina melalui WhatsApp. Kamis 12/01/23.

Paul/Red-SBN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Example 728x250 Example 728x250