Scroll untuk baca artikel
OPINI

Pengungsi Rohingya dan Solusi Penanganannya

59
×

Pengungsi Rohingya dan Solusi Penanganannya

Sebarkan artikel ini
Dr. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn
Example 728x250

Catatan Dr. Suriyanto Pd, SH, MH, M.Kn*)

Dalam beberapa pekan terakhir ini, gelombang pengungsi Rohingnya membanjiri Aceh.

Terakhir, sebanyak 135 imigran Rohingya tiba di Kantor Gu-bernur Aceh, Banda Aceh, pada Minggu (10/12/2023) malam. Pengungsi itu diantar ke kantor pusat Pemerintah Aceh oleh warga Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, karena mereka menolak kedatangan Rohingya di desa tersebut.

Seperti diketahui, imigran Rohingya masuk ke wilayah Aceh Besar melalui Pantai Blang Ulam, Gampong Lamreh, pada Minggu (10/12/2023) sekitar pukul 08.30 WIB. Selain di Aceh Besar, gelombang pengungsi Rohingya juga tiba di Kabupaten Pidie sebanyak 180 orang melalui Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga (Laweung), pada Minggu (10/12/2023) sekitar pukul 03.30 WIB.

Dengan masuknya yang terakhir ini, sudah ada sembilan gelombang pengungsi Rohingya yang datang ke Aceh sejak 14 November 2023 lalu. Saat ini, diperkirakan lebih dari 1.400 orang pengungsi Rohingya yang sudah ditampung pada sejumlah tempat di Pidie, Lhokseumawe, Aceh Besar, dan Sabang.

Gelombang pengungsi Rohingya yang terus berdatangan, tentu tidak bisa dianggap remeh. Kedatangan sejumlah arus pengungsi Rohingya tentunya mempunyai dampak tersendiri bagi Indonesia maupun negara-negara lain yang menjadi tujuan para pengungsi. Masalah baru yang timbul terutama di bidang sosial dan ekonomi. Peningkatan jumlah pengungsi turut menjadi masalah tersendiri bagi keamanan negara.

Pemerintah harus tegas dalam mengatasi pengungsi Rohingya ini. Kita bukan abai terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan, namun dampak yang akan timbul bisa menjadi bom waktu.

Namun, masalah muncul ketika gelombang demi gelombang manusia perahu terus berdatangan setiap tahun. Pengungsi Rohingya tak betah berlama-lama di penampungan. Banyak yang melarikan diri bahkan ada yang membuang bantuan makanan. Kesabaran penduduk lokal pun wajar ada batasnya.

Mengelola manusia perahu Rohingya memang tidak sederhana. Merespon situasinya juga tidak bisa menyederhanakan sekadar mengusir balik ke Myanmar. Mari kita urai benang kusut ini hingga sampai pada solusi alternatif.

Untuk menangani pengungsi Rohingya, agar tidak menimbulkan dampak sosial, pemerintah perlu mencari solusi penanganan, semisal repatriasi ke negara asal. Kemudian mencarikan negara ketiga yang mau menampung mereka. Ini tidak mudah  dan membuatuhka waktu lama.

Solusi lain  adalah menyediakan penampungan terpisah seperti Pulau Galang. Pulau khusus untuk penampungan sementara pengungsi Rohingya bisa menjadi satu alternatif. Tindak lanjut status mereka (refugee status determination) oleh badan internasional untuk mencari jalan keluar bisa dilakukan terpisah dari wilayah tempat tinggal masyarakat setempat di lokasi penampungan selama ini.  Dengan demikian, dampak sosial bisa lebih diminimalisir.

*) Praktisi Hukum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Example 728x250 Example 728x250