JAKARTA, SUDUTBERITANEWS.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
Pasangan Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara. Sementara itu, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 40.971.906 suara, sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 27.040.878 mendapatkan suara.
Penetapan pemenang pemilu 2024 oleh KPU mendapat tanggapan dari dua organisasi keagamaan Islam, Nahdatul Ulama [NU] dan Muhammadiyah. Berikut pernyataan sikap mereka:
Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf ajak semua elemen masyarakat kesampingkan perbedaan untuk kembali bersatu
Melansir dari Tempo.co, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengajak semua pihak bersatu kembali setelah penetapan hasil Pemilu 2024 oleh KPU.
Disampaikan Gus Yahya, menjalani Pemilu 2024 adalah prosedur menjalankan hak pilih, bukannya pertarungan habis-habisan beberapa pihak.
“Hasilnya ini adalah hasil dari suara kita yang juga dalam perspektif agama merupakan ketentuan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena itu, mari semua perbedaan kemarin ini kita kesampingkan untuk kembali bersatu,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024.
Gus Yahya menambahkan, Ramadan merupakan saat yang tepat untuk saling bermaafan serta mempererat persatuan dan kesatuan di antara masyarakat.
Mengenai terpilihnya Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024, Gus Yahya mengatakan keberatan sudah disampaikan dan didengar masyarakat sebelum hari pemilihan dan hasilnya memperlihatkan kemenangan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Sekarang sudah keluar hasil ya sudahlah masa mau kita ulangi lagi kampanye yang kemarin-kemarin,” katanya.
Mewakili PBNU, Gus Yahya menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Dalam konteks potensi sengketa pasca-pemilu, dia menyerukan perdamaian dan penyelesaian masalah dengan bijaksana.
“Hal-hal yang menyangkut sengketa, marilah kita pecahkan dan cari jalan keluarnya, supaya kita bisa menyelesaikannya sekaligus,” ujarnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Ajak Masyarakat Legawa Terima Hasil Pemilu 2024
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak masyarakat menerima hasil Pemilu 2024 dengan dengan arif, bijaksana, dan legawa.
“Dengan berbagai catatan kritis, masyarakat dapat menerima hasil pemilu dengan arif, bijaksana, dan legawa,” kata Haedar dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Jumat, 22 Maret 2024.
Haedar Nashir berharap masyarakat mampu menyikapi hasil pemilu sebagai realitas politik dan konsekuensi logis dari sistem demokrasi yang dipilih oleh bangsa Indonesia.
Haedar Nashir menambahkan, Muhammadiyah menghormati para pihak yang mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai solusi konstitusional, damai, dan elegan dengan kesadaran keputusan MK bersifat final and binding untuk dipatuhi semua pihak.
Mengenai gugatan itu, dia meminta MK bekerja lebih profesional dan imparsial dalam mengadili dan memutus sengketa pemilu. Menurut dia, penyelesaian sengketa pemilu yang adil dan objektif adalah solusi dan memberikan kepastian politik.
“Bagi MK penyelesaian sengketa pemilu dengan jujur dan amanah merupakan momentum untuk meningkatkan kinerja, memperbaiki citra, dan memulihkan kepercayaan publik yang selama ini menurun,” ujar dia.
Bagi para pihak yang terpilih pada Pemilu 2024, Haedar menekankan agar berjiwa negarawan dengan bersungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab mengemban serta melaksanakan amanat rakyat yang sangat berat.
“Menyampaikan selamat kepada anggota legislatif DPR, DPRD II, DPRD I, DPD, dan presiden-wakil presiden terpilih dengan tetap menunggu penyelesaian sengketa pemilu di MK, ” kata dia.
Haedar berharap dalam masa lima tahun ke depan bangsa Indonesia lebih maju, adil, makmur, bermartabat, dan sejahtera.
[Syam/red]