Yogyakarta, Sudutberitanews.com – Kekhawatiran akan stok pangan yang kurang jelang Hari Besar Idulfitri ternyata tidak terbukti. Dari hasil pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY di lima kabupaten/kota, stok pangan ternyata cukup, bahkan hingga setelah Idulfitri.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono di Pasar Beringharjo, Yogyakarta pada Selasa (26/03) pagi, usai melakukan pantauan stok pangan bersama TPID DIY. “Stok komoditas pangan tercukupi dan siap sampai Lebaran nanti. Sudah kami kroscek, artinya apa yang kita bayangkan akan terjadi kelangkaan, ternyata cukup. Cukup ini dalam artian bukan melimpah, tapi stok di pasar cukup memenuhi permintaan yang ada,” jelas Beny.
Beny mengatakan, stok pangan mulai dari daging, telur, gula, hingga beras di DIY telah memiliki jejaring pasokan yang baik. Komunikasi antara pedagang dan penjual telah berjalan sesuai mekanisme pasar. Terkait harga, menurutnya memang ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, tapi ada pula yang stabil, bahkan mengalami penurunan harga.
“Memang terjadi sedikit kenaikan harga, misalnya gula pasir. Tapi ada juga yang turun seperti semua jenis cabe, rata-rata harganya Rp35.000 perkg. Untuk minyak goreng curah maupun kemasan, harga masih landai karena permintaan juga belum meningkat. Dari keterangan para pedagang tadi, permintaan meningkat sekitar H-7 Lebaran,” imbuhnya.
Untuk stok beras, Beny menuturkan, di DIY tidak akan ada kendala karena beberapa daerah di DIY, seperti Sleman dan Bantul sudah mulai panen raya. Dengan demikian kebutuhan beras di DIY pun akan tetap terpenuhi.
Salah satu pedagang sayur di lantai 2 Pasar Beringharjo, Ida, mengatakan, rata-rata harga sayur mengalami kenaikan harga. Dan komoditas tomat menjadi bahan pangan yang mengalami lonjakan hanga sangat drastis. “Kalau harga cabe sekarang ini sudah turun terus. Tapi yang paling drastis naiknya ada tomat, sekarang Rp28.000 perkg. Kalau istilah kami para pedagang, harga tomat lagi ugal-ugalan,” paparnya.
Mengenai distribusi bahan pangan, Ida mengaku semuanya berjalan dengan lancar. Meski beberapa saat lalu, stok tomat sempat kosong hingga lima hari. Namun untuk stok yang lain tetap berjalan seperti biasa, termasuk pasokan wortel yang didatangkan Ida langsung dari Berastagi, Sumatera Utara.
Turut melakukan pantauan stok pangan di Pasar Beringharjo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Ibrahim; Pemimpin Wilayah Perum BULOG Kanwil Yogyakarta, Ninik Setyowati; Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Yuna Pancawati; Pj. Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo; beserta jajaran Forkopimda Kota Yogyakarta.
Kunjungan di pasar yang namanya memiliki makna mensejahterakan ini, diawali dengan mendatangi kios Segoro Amarto yang menjual sembako. Pantauan dilanjutkan di los para pedagang daging dan ayam, kemudian naik ke lantai dua di bagian sayur mayur dan buah-buahan.
Pantauan TPID kemudian dilanjutkan ke pasar modern Superindo di XT Square Yogyakarta dan UD. Sri Rahayu sebagai gudang beras di Gilangharjo, Pandak, Bantul. Pemilik UD. Sri Rahayu, Arif Yuniarto Kurniawan mengatakan, dalam tiga hari terakhir, harga beras telah mengalami penurunan. Di UD. Sri Rahayu, harga beras termurah dijual dengan harga Rp12.000 perkg, sedangkan yang paling mahal dengan kualitas premium di harga Rp15.500 perkg.
“Kami perharinya bisa menyediakan kurang lebih 100ton beras. Kami siap membantu kebutuhan beras di DIY, karena itu bagi warga DIY jangan takut kehabisan beras. Kami hanya berharap, pemerintah dapat menyerap panen dari petani lokal agar harga tidak jatuh terlalu jauh,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Yuna Pancawati mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, jelang hari besar keagaman pihaknya selalu memantau dengan melakukan pengecekan langsung di lapangan terkait ketersediaan komoditas bahan pangan. Selain demi kesejahteraan masyarakat DIY, hal ini juga guna menjamin ketersediaan pangan bagi para wisatawan dan pemudik yang masuk ke DIY.
“Alhamdulillah ketersediaan pangan cukup dan harganya masih terjangkau, karena keterjangkauan harga juga termasuk faktor penting. Dengan begitu kita semua bisa merasa aman, termasuk para wisatawan dan pemudik yang akan datang ke Jogja. Dengan Inflasi terkendali, maka everybody happy,” imbuhnya.
(Rt/Sd/Jon)