Scroll untuk baca artikel
Example 728x250 Example 728x250
Kutai BaratPemerintahan

Mengaku Orang Terkaya di Kampungnya: Ini Kekayaan Petinggi Desa Siram Makmur

65
×

Mengaku Orang Terkaya di Kampungnya: Ini Kekayaan Petinggi Desa Siram Makmur

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

Kutai Barat, SudutBerita News | Diterjang isu santer terkait pembangunan mubazir dengan Dana Desa – ADK lebih dari Rp 7 miliar, dan belum dihitung Dana Desa dan ADK Tahun 2024 yang infonya Rp.2 miliar lebih.

Petinggi Kampung Siram Makmur, Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat, Pius Ola, justru terkesan arogan dengan mengklaim dirinya sebagai orang terkaya di kampung tersebut.

“Orang kaya di Siram Makmur ini hampir nggak ada. Kalau ada yang bilang saya kaya, mungkin saya satu-satunya. Saya pernah tolak bantuan dari petinggi sebelumnya. Kalau ada yang bilang saya kaya, saya aminkan dan mudah-mudahan benar,” ujar Pius yang berasal dari Lembata, NTT kepada Awak Media, 14/5/24.

”Sedangkan yang lain, warga saya ini saya akrab dengan mereka, saya cium aroma tubuh mereka saya tahu betul bau keringat mereka,” ujarnya.

Baca berita terkait:

Bantuan RTLH di Kampung Siram Makmur Tidak Tepat Sasaran, Warga Kecewa

Ini Alasan Warga Siram Makmur Menyebut Proyek Dana Desa – ADK Mubazir dan Tak Sesuai Kebutuhan

Pernyataan ini membuat warga semakin geram. Mereka mengkritik gaya hidup Pius yang semakin glamour setelah menjadi petinggi. Beberapa warga yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa Pius Ola mampu membeli mobil mewah dan beberapa bidang tanah setelah menjabat sebagai petinggi.

“Sejak jadi petinggi, sekitar tiga tahun ini, dia bisa beli mobil mewah, kalau tidak salah sudah empat mobilnya. Dia juga membeli tanah dan kebun sawit sekitar 15 hektare,” ungkap seorang warga.

Masyarakat meminta Inspektorat, BPKP, dan aparat berwajib untuk mengaudit penggunaan dana desa di Siram Makmur. Mereka menilai penggunaan dana desa sejak tahun 2021 banyak digunakan untuk proyek mubazir seperti air bersih, kebun desa, dan lapangan olahraga yang tambal sulam di tempat yang sama.

Baca juga: 

Klarifikasi Petinggi Siram Makmur Soal Penggunaan Dana Desa: Masyarakat Terlibat Aktif dalam Setiap Keputusan

Banyak Proyek Mubazir, Petinggi Siram Makmur Diduga Hamburkan Dana ADK dan DD Tanpa Manfaat

Sebelumnya diberitakan, selama tiga tahun terakhir, pemerintahan desa yang dipimpin oleh Pius Ola dinilai tertutup dan jarang melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan. Ketua RT 04 Kampung Siram Makmur, Sarbani, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pius Ola yang dinilai menghambur-hamburkan dana desa untuk proyek yang dinilai gagal.

“Saya sebagai ketua TPK saja tidak tahu apa yang dibangun, karena petinggi menggunakan kontraktor luar dan yang mengerjakan proyek juga orang luar,” ujar Sarbani.

Ketua RT 06, Benediktus Ben, juga mengkritik kurangnya realisasi usulan masyarakat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kampung.

“Di rapat kampung kita ikut, tapi usulan masyarakat tidak pernah dimasukkan. Usulan itu diubah oleh petinggi, makanya yang dibangun tidak sesuai,” ungkap Ben.

Proyek air bersih Pamsimas menjadi sorotan karena telah dibangun oleh kades lama Muliyono dan kembali dibangun oleh petinggi baru, namun tetap tidak dapat dimanfaatkan.

“Petinggi lama sudah membuat bak dalam tanah dan bak di atasnya untuk tampung air, tapi karena pakai tenaga surya, airnya tidak jalan. Petinggi baru malah membuat lagi bak di atasnya, padahal airnya tidak bisa jalan dan mangkrak sampai sekarang,” tambah Benediktus Ben.

Selain itu, proyek pembuatan kolam wisata juga dinilai tidak bermanfaat.

“Apa gunanya kolam itu, bilangnya untuk wisata sedangkan airnya kotor begitu. Dari pada buat kolam nggak karuan, lebih baik membantu masyarakat miskin di kampung ini. Saya aja usul bangun rumah nggak pernah dapat. BLT aja baru dikasi dua kali,” kata Ben sambil memperlihatkan rumahnya yang dibangun sejak zaman transmigrasi tahun 1997 silam.

Ketua Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) Siram Makmur, Simon Son Siga, menyebut bahwa regulasi bantuan rumah layak huni belum jelas dan warga yang seharusnya mendapat bantuan tidak mendapatkannya.

“Saya lihat realisasinya memang hanya orang yang memiliki rumah layak huni yang dibantu. Sampai sekarang itu belum jelas. Sebenarnya rumah seperti apa yang dapat bantuan,” tutur Simon.

Baca juga:

Kapolri Beri Penghargaan Kepada Casis Bintara Korban Begal, Kompolnas Apresiasi

Kapolri Beri Penghargaan, Kompolnas Harap Satrio Mukhti Jadi Polisi Humanis

Beberapa warga yang meminta nama mereka dirahasiakan menyebut proyek tambal sulam ala Petinggi Pius Ola sudah berulang kali diprotes masyarakat. Namun petinggi membungkam warga dan terkesan arogan.

“Sempat diprotes ibu-ibu tapi diusir langsung sama petinggi. Pokoknya kalau ada yang protes itu dimarahi petinggi. Makanya warga sini pada takut,” ujar seorang pria yang mengaku takut dimarahi Kades karena buka suara ke media.

Paul/Red

Respon (6)

  1. Brapo tim bisa di arah kan turun ke kec.jempang semua desa
    Karna ada beberapa desa yg masih kritis merasakan ADD dan ADK
    Dan jenis dana desa lainnya pasti dapat masyarakat menangis namun tidak menetes air mata melihat dan merasakan ini

  2. AYO PARA PENGAWAS DANA DESA ITU ADA PERNYATAAN/ LAPORAN TERBUKA OLEH WARGA MASYRAKAT DI KAMPUNG DIMANA ADA KEJANGGALAN PENGANGGARAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA DI LAKUKAN,,,,KEPADA INSTANSI TERKAIT TOLONG DI PUL UP LAPORAN MASYRAKAT SUPAYA TERCIPTA NYA KEMEMPAATAN PUNGSI DAN WEWENANG DALAM MENGAWAL PEMBANGUNAN DESA YANG DIAMANAT KAN PUSAT,,,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Example 728x250 Example 728x250