Kutai Barat, SudutBerita News | Warga Kampung Siram Makmur, Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat, meminta aparat penegak hukum untuk turun tangan memeriksa dugaan penyelewengan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Kampung (ADK) yang dinilai tidak transparan dan tidak tepat sasaran.
Selama tiga tahun terakhir, pemerintahan desa yang dipimpin oleh Pius Ola dikritik keras oleh warga karena banyaknya proyek yang dianggap mubazir dan tidak memberi manfaat signifikan.
“Pembangunannya bagus saja, tapi pemerintah desa sekarang ini tidak terbuka dengan masyarakat,” ungkap Sarbani, Ketua RT 04 Kampung Siram Makmur kepada awak media. Selasa (14/5/2024).
Baca berita terkait:
Ini Alasan Warga Siram Makmur Menyebut Proyek Dana Desa – ADK Mubazir dan Tak Sesuai Kebutuhan
Sarbani dan warga lainnya menilai, sejak Pius Ola menjabat pada 2021, dana desa dan ADK yang mencapai 7 miliar rupiah lebih banyak dihabiskan untuk proyek-proyek yang gagal. Proyek seperti gedung PKK, Gedung BUMDes, kolam wisata, dan tapal batas kampung dicontohkan sebagai pembangunan yang tidak berguna.
Sarbani juga menyebutkan proyek-proyek lama seperti lapangan bola, kebun desa, air bersih, dan jalan kampung dibangun ulang tanpa perbaikan berarti.
Ketua RT 06, Benediktus Ben, menambahkan bahwa usulan masyarakat dalam Musrenbang kampung sering diabaikan.
“Di rapat kampung kita ikut, tapi usulan masyarakat tidak pernah dimasukkan. Usulan itu diubah oleh petinggi, makanya yang dibangun tidak sesuai,” katanya.
Proyek air bersih Pamsimas yang dibangun ulang pun menjadi sorotan karena tetap tidak berfungsi. Pemerintah kampung membeli pipa plastik untuk sambungan air PDAM dari kampung Jambuk Makmur, namun pipa-pipa tersebut sejak tahun 2022 hanya menumpuk di kantor desa.
Ketua BPK Siram Makmur, Simon Son Siga, menyebut bahwa regulasi bantuan rumah layak huni belum jelas, sehingga warga yang seharusnya menerima bantuan tidak mendapatkannya.
Baca juga:
Mengaku Orang Terkaya di Kampungnya: Ini Kekayaan Petinggi Desa Siram Makmur
Polisi Akan Jerat Tersangka Lainnya Dalam Kasus Dugaan Korupsi DD Linggang Marimun
Warga juga menyoroti gaya hidup Pius Ola yang dinilai semakin glamour usai menjabat.
“Sejak jadi petinggi, dia bisa beli mobil mewah, kalau tidak salah sudah empat mobilnya. Dia juga membeli tanah dan kebun sawit sekitar 15 hektare,” ungkap seorang warga.
Warga meminta pemerintah dan aparat berwajib untuk mengevaluasi penggunaan dana desa dan ADK di Siram Makmur yang diduga diselewengkan.
“Kalau bisa, minta tolong Inspektorat dan aparat berwajib cek di kampung Siram Makmur ini. Bukan kita mau cari kesalahan orang, tapi ini kan uang negara, kalau bisa diawasi,” tutup seorang warga.
Paul/Red
Respon (5)