Kutai Barat, SudutBerita News | Perjalanan Gregorius Attara, peserta Paskibraka peringkat satu Kalimantan Timur, harus berakhir dengan kekecewaan besar. Meskipun telah meraih prestasi gemilang di tingkat kabupaten dan provinsi, Gregorius tidak terpilih sebagai peserta utama di tingkat nasional. Sebaliknya, seorang peserta dari Kutai Timur yang tidak terdaftar dalam seleksi awal berhasil lolos.
Seleksi yang dilalui Gregorius dari tingkat kabupaten hingga provinsi mencakup berbagai tes ketat seperti samapta fisik, MCU (Medical Check-Up), tes wawasan kebangsaan, wawancara, minat bakat, dan tes kepribadian. Di tingkat nasional, tes yang dihadapi sedikit berbeda dengan hilangnya beberapa tahapan. Meskipun demikian, Gregorius tetap berhasil meraih peringkat satu di tingkat provinsi.
Baca juga:
Seleksi Paskibraka Kutai Barat 2024: 25 Putra dan 20 Putri Terpilih
Namun, pada saat pengumuman peserta yang lolos di tingkat nasional, nama Gregorius tidak tercantum.
“Saya sangat kaget dan kecewa,” ujar Gregorius melalui sambungan selular kepada wartawan. Senin 24/6/24 siang.
Ketidakjelasan informasi dan tidak bisa diaksesnya link pengumuman resmi BPIP menambah kebingungannya. Hal yang lebih mengejutkan lagi, seorang peserta dari Kutai Timur yang awalnya tidak terdaftar dalam berita acara seleksi tiba-tiba muncul di bandara saat keberangkatan ke Jakarta
Baca juga:
Paskibraka Nasional: Siapkan Pemimpin Muda Berkarakter Pancasila
Peserta tersebut, Sunu Wahyudi dari SMKN 2 Sangata Utara, dikabarkan diberangkatkan atas permintaan nasional dengan alasan Kalimantan Timur sebagai tuan rumah IKN.
Perasaan kecewa semakin mendalam ketika mengetahui bahwa peserta laki-laki yang terpilih justru peringkat dua dari Balikpapan, sedangkan peserta perempuan yang terpilih adalah peringkat dua dari Samarinda.
Baca juga:
Profil Lengkap Abriantinus: Tokoh Dayak Bergelar Doktor Siap Ramaikan Pilkada Balikpapan 2024
Gregorius merasa perjuangannya tidak mendapat penghargaan yang layak.
“Saya berharap, setidaknya kami diberikan informasi yang jelas tentang kekurangan kami,” katanya.
Hingga saat ini, Gregorius dan rekan-rekannya yang tidak lolos nasional masih menunggu kepastian apakah mereka akan dipanggil kembali untuk pengibaran bendera di Istana.
“Kami masih berharap bisa dipanggil lagi,” tambahnya penuh harap.
Siswa SMA 1 Sendawar yang berusia 16 tahun dari kampung Asa itu masih menyimpan semangat dan berharap akan ada keadilan dalam proses seleksi Paskibraka di masa depan.
Baca juga:
Kekecewaan senada disampaikan oleh Ramadan, Koordinator Panitia Seleksi Paskibraka Kutai Barat yang mendampingi Gregorius sampai Jakarta.
“Itulah yang kita alami saat ini, kenapa kita mengatakan sedih dan kecewa. Soalnya kita dari kabupaten sudah melaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat oleh BPIP. Proses rekrutmen kita sudah mengikuti proses seleksi dengan baik dan kita sudah menentukan siapa yang terbaik berdasarkan aplikasi Transparansi Paskibraka itu sendiri, yang bisa diakses oleh siapapun untuk melihat siapa yang terbaik,” ujarnya usai rapat Penetapan Hasil Akhir Seleksi Paskibraka Kutai Barat 2024, Senin (24/6/24).
“Kami kaget, jujur saja kaget, saat mengantar Ananda ke Jakarta di bandara. Yang seharusnya empat orang sesuai berita acara, yang dikirim lima orang: tiga putra dan dua putri. Ternyata, satu orang dari Kutai Timur dikirim tanpa pemberitahuan adanya perubahan kuota. Kami kecewa karena yang terbaik di kabupaten dan provinsi malah tidak lolos tingkat nasional, menjadi cadangan. Justru yang menjadi nomor satu di tingkat nasional adalah anak Kutai Timur yang tidak masuk dalam berita acara. Ini sangat mengecewakan.” lanjutnya.
Baca juga:
Menurut Ramadan, saat ini tim dari Kutai Barat berupaya untuk berkomunikasi dan meminta kejelasan ke panitia provinsi. Jika tidak ada informasi yang jelas, tim akan berkomunikasi langsung dengan BPIP.
“Harapannya, BPIP bisa memberikan penjelasan sejelas-jelasnya. BPIP menghimbau kita untuk melaksanakan seleksi secara transparan. Namun sayang sekali, setelah melaksanakan dengan baik dan benar di kabupaten dan provinsi, di pusat justru tidak menggunakan aplikasi. Bahkan, alasan anak kita tidak lolos pun tidak jelas.” keluhnya
Baca juga:
PT Petrosea Tbk Gelar Lomba Masak B2SA, Tingkatkan Kesadaran Gizi untuk Cegah Stunting
Pegawai Kesbangpol Kutai Barat itu mengaku tidak tahu apa yang terjadi terkait ada peserta tidak terdaftar dalam berita acara tiba-tiba dikirim dan bahkan lolos.
“Wajar jika kita sangat kecewa. Psikologi anak kita, Attara, sangat terpengaruh, dianggapnya gagal padahal sudah maksimal berupaya dan terbukti terbaik di kabupaten dan provinsi. Attara ini anak SMA Negeri 1 Melak, asli dari kampung Asa. Kami berharap ada keadilan dan kejelasan dalam proses seleksi ini,” tutup Ramadan.
Paul/Red
Ditunggu klarifikasi resminya
Harus diusut, jangan sampai yg beginian berkembang.
viral kan !!!
Tetap semangat dek,dibalik semua pasti Tuhan punya rencana yang lebih baik dr ini 😇😇
Mau tau anaknya siapa itu
Mau tau anak siapa itu..yg titipan itu
Kpa yang menjadi paskibra tidak PERMINTAAN semua saja,JD tidak perlu adanya SELEKSI.
Semakin parah KKN di negeri ini
Untuk apa ada seleksi jika hasilnya sudah ditentukan dari awal kasihan yang benar² sportif mengikuti aturan yang ada, mending dari awal ambil aja siluman² yang sudah disiapkan jangan bikin orang lain kecewa…
Semangat tetus attara sukses selalu TYM.
Semoga Attara sehat panjang umur dan jauh lebih sukses dari peserta titipan / siluman, harus berbesar hati, yakin dan percayalah TUHAN sdh menentukan rencana yg lebih baik buat Attara
Budaya dan kebiasaan yg tidak baik, tolong pihak terkait memperjelas situasi yg terjadi ini…
Dalam bidang apapun indonesia selalu ada titipan ordal, jadi sampai kapanpun negara ini terutama orang pemerintahan kerjanya pasti korupsi dan korupsi, hal seperti ini saja yg betul2 berprestasi masih kalah sama orang dalam, miris.
Sabar
Itulah sama terjadi di kabupaten dan provinsi lain. Siapa yang kuat dia berkuasa. Makanya budaya kita tidak maju.
Atta..,yg sabar aja semoga kedepannya nanti anda lebih sukses dari tikungan🙏
Hidup Kubar💪👍
Sedih dan prihatin…sebaiknya transparan kenapa yang bersangkutan tidak lolos…
Hal yang demikian kadang” org tua malas mengijinkan anaknya utk ikut serta dalam hal kegiatan sekolah, yg nyatanya sudah berlatih dan mendapatkan nilai terbaik tapi tetap tergusur Negeri konoha memang demikian 😂😂😂
smga msalah ini bisa terpecahkan agar kutai barat tdk di terbelakangkan, kasian krn putra kami sdh terlihat jelas prestasinya namun tdk mndapat keadilan yg layak