Kutai Barat – Ketua Bawaslu Kutai Barat, Lorensius mengungkapkan bahwa potensi kerawanan Pemilu di Kabupaten Kutai Barat menempati peringkat kedua di Kalimantan Timur. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bawaslu.
“Mengingatkan kita semua, mengapa IKP (red,: Indeks Kerawanan pemilu) di Kutai Barat berada di peringkat kedua setelah Kutai Kartanegara. Hampir setiap tahapan pemilu di Kutai Barat ada kejadian khusus,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Lorensius saat menggelar acara sosialisasi pengawasan partisipatif “Peran Strategis Wartawan dan Stakeholder dalam Pengawasan Pemilihan tahun 2024, yang dihadiri sejumlah instansi vertikal di cafe Ruang Hati komplek perkantoran Busines Center Tinggi Diraja Sendawar, Minggu (21/7/2024).
Berbagai masalah seperti pendistribusian logistik yang tertukar antar kabupaten, intimidasi selama kampanye, serta pelanggaran masa tenang turut menyumbang tingginya indeks kerawanan. Bahkan, ada pemungutan suara ulang, lanjutan, dan susulan di Kutai Barat.
Dengan indeks kerawanan sekitar 50%, Kutai Barat hanya kalah dari Kutai Kartanegara yang berada di atas 55%. Data valid ini diharapkan menjadi deteksi dini untuk memastikan Pemilukada 2024 berjalan dengan baik.
Lorensius mengaku, pihaknya mengalami keterbatasan jumlah Sumber daya manusia, ia berharap keterlibatan semua pihak dalam melakukan pengawasan.
“Pengawasan tidak bisa kami lakukan sendiri, kami butuh peran serta stakeholder, aparat, dan media,” tegas Lorensius.
Ketua KPU Kubar, Rintar Pasaribu, mengaku kaget dengan data Bawaslu dan merasa perlu kajian ulang melibatkan seluruh stakeholder.
“Setahu saya, pemilu legislatif kemarin aman,” ungkapnya.
Kapten Hariadi dari Kodim 0912/Kbr juga menyatakan bahwa situasi keamanan selama pemilu legislatif 2024 masih terkendali dan kondusif.
Paul/red.