Lampung Utara – Sebuah video yang menampilkan aksi bullying terhadap seorang siswa SMPN 1 Kotabumi, Lampung Utara, dengan inisial AA, sempat viral di media sosial Instagram. Dalam video tersebut, terlihat AA dipaksa oleh teman-temannya untuk masuk ke dalam kurungan di kelas, kemudian dipukuli oleh seorang siswa berinisial E. Video ini menunjukkan AA mengalami tekanan psikologis yang signifikan karena dikerumuni, diejek, dan ditertawakan oleh teman-temannya.
AA diketahui merupakan putra dari Doni Mansyah, Amd., Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPC PWRI) Kabupaten Lampung Utara.
Menanggapi kejadian ini, Doni Mansyah menyatakan kegeraman dan keprihatinannya atas insiden bullying yang terjadi di era globalisasi saat ini, terlebih di lingkungan sekolah.
“Saya sangat geram dan prihatin atas kejadian bullying ini. Tentu hal ini akan menjadi trauma yang mendalam bagi anak. Kami sebagai orang tua menyekolahkan anak dengan harapan mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang positif, mengatasi tantangan, membangun harga diri, dan meningkatkan motivasi. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk terlibat aktif dalam pendidikan anak,” tegas Doni.
Doni juga mempertanyakan tanggung jawab kepala sekolah dan wali kelas terkait kejadian ini, dan berencana untuk menindaklanjutinya sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
“Kami sangat khawatir kejadian ini akan menjadi momok bagi anak kami yang menjadi korban bullying,” tambahnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Lampung Utara dengan Nomor LP/B/395/VII/2024/SPKT/POLRES LAMPUNG UTARA/POLDA LAMPUNG.
Doni mengucapkan terima kasih kepada Polres Lampung Utara atas respon cepat terhadap laporan tersebut, dan berharap agar pihak berwajib dapat menindaklanjutinya sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
Kejadian ini kembali menyoroti isu bullying di sekolah yang masih terjadi di Indonesia, meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasinya. Kejadian ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keamanan dan kesejahteraan psikologis siswa di sekolah.
DN/red