Kutai Barat – Menjelang injury time atau detik-detik menentukan gol dalam mencapai kemenangan kalah dan menangnya pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) di kabupaten Kutai Barat yang akan berlangsung pada 27 November mendatang semakin menimbulkan ketegangan dari para kompetitor. Berbagai strategi dan cara pun dilakukan untuk mem-presure lawan politik masing-masing. Dari isu proyek mangkrak, SiLPA hingga tidak ada niat membangun pun menjadi santapan lawan politik, tak hanya itu, sampai isu intoleran dan tidak ideal nya pasangan calon bupati dan wakil bupati,
Kemudian, Sahadi dan Alexander Edmond (DIAMOND) nomor urut 3 yang tidak menggandeng orang muslim sebagai wakil pun menjadi sasaran tembak lawan politik DIAMOND.
Menyikapi hal tersebut, Ustadz Harsono Abbas pun angkat bicara. Ia menyebut, Sahadi dan Alexander Edmond akrab disapa Momon itu menjadi pemimpin Masyarakat Kutai Barat bukan pemimpin Agama atau pemimpin Rumah Ibadah atau pemimpin organisasi keagamaan.
“Calon bupati dan wakil bupati, Sahadi dan Momon itu calon pemimpin Masyarakat Kutai Barat bukan pemimpin agama atau pemimpin rumah ibadah, jadi jelas itu isu menyesatkan Masyarakat kita, “ujar Ustadz Harsono Abas saat menyampaikan pidato politiknya di tiga kampung dalam wilayah kecamatan Penyinggahan kabupaten Kutai Barat. Senin (28/10/2024).
Ustadz Harsono Abbas, ia merupakan koordinator daerah (Korda) Komunitas Pendakwah Keren disingkat (KPK) Kutai Barat. Tak hanya itu ia juga sekretaris Keluarga Alumni HMI (Kahmi Kubar), dan pengurus Hipka atau Himpunan Pengusaha Kahmi, Travel Haji Umroh Rabbani Tour dan lain-lain.
Diketahui, Ustadz Harsono Abbas, pada awalnya menjadi pengurus tim sukses kabupaten pasangan salah satu calon bupati dan wakil bupati. Namun karena pandangan dan program-program dari pasangan tersebut banyak dianggap tidak sejalan, maka Harsono akhirnya menentukan sikap yang berbeda dan beralih dukungan ke pasangan Sahadi dan Momon.
“Saya tertarik dengan pasangan Sahadi dan Momon itu karena sering melihat data-data yang ditampilkan DIAMOND itu sangat cocok dan itu mempengaruhi juga menurut saya. Dari figur dia, kemudian visi misi dan program-programnya sangat cocok dengan kebutuhan dasar Masyarakat Kubar itu sangat pas sekali, “ kata Ustadz Harsono melalui wawancara via telephone. Selasa (29/10/2024) pagi.
Harsono menambahkan, ada beberapa hal yang tidak sejalan dengan pemikiran-pemikiran maupun prinsip dia, selama dia bergabung di timses lain, sebelum bergabung dengan DIAMOND, dia menilai kelompoknya banyak membuat fitnah itu yang membuat Harsono kurang cocok.
“Isu-isu yang berkembang dilapangan, kelompok yang ini banyak membuat fitnah itu yang kurang cocok. Makanya saya menekankan, yang saya ikuti sekarang ini (DIAMOND) jangan membuat fitnah. Kita sportif aja bagaimana kita berbuat baik dan bagaimana kita menang dengan cara yang baik, “ imbau Harsono.
Terkait isu yang dilontarkan lawan politik Sahadi, atas ketidak idealan paslon DIAMOND karena tidak menggandeng Muslim menjadi wakilnya, Kembali ustadz Harsono Abas menegaskan bahwa tidak ada masalah dengan mereka, apa lagi paslon DIAMOND dengan tegas mengatakan untuk menjadi sekretaris daerah atau Sekda itu bisa diambil dari kalangan muslim.
“Pak Sahadi dan Momon itu punya komitmen ketika dia jadi bupati dan wakil bupati, Sekda nya itu orang Muslim na itu memang muatan kami. Apa lagi, Sahadi selama menjabat di BKAD sering membantu kegiatan keagamaan kami seperti bantuan pada acara MTQ dan bantuan-bantuan lainnya, pak Sahadi itu sangat profesional, “ ujar Harsono.
Bagi kalangan para ustadz dan kiay di Kutai Barat banyak mengakui bahwa Sahadi sosok yang sangat profesional memimpin Masyarakat Kutai Barat dengan netralitas dan mengayomi semua kalangan dalam keberagaman, sehingga itu alasan mereka mendorong Sahadi dan Momon agar menang pada 27 November mendatang
Kris/red