Sahadi Tegaskan Kehadirannya di Pengadilan Hanya sebagai Saksi, Bukan Tersangka
Kutai Barat – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kutai Barat 2024, suhu politik kian memanas dengan maraknya isu-isu negatif yang beredar. Calon bupati nomor urut 3, Sahadi, bersama pasangannya Alexander Edmond atau yang akrab disebut pasangan “Diamond,” menjadi sasaran kampanye hitam yang diduga sengaja disebarkan oleh lawan politik.
Dalam beberapa pernyataannya, Sahadi mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak-pihak yang mencoba menjatuhkan namanya melalui opini-opini negatif.
“Belakangan ini beredar opini yang cenderung fitnah terhadap saya. Ironisnya, mereka yang menyebarkannya justru memperlihatkan rendahnya kualitas etika dalam berpolitik dan ketidakdewasaan. Mereka haus kekuasaan dan berusaha meraih dengan cara-cara kotor dan keji,” ujarnya, Jumat (8/11/2024).
Bacaan lainnya:
Mantan Kepala BKAD Kabupaten Kutai Barat itu juga menjelaskan bahwa kehadirannya dalam persidangan adalah bagian dari kewajiban hukum untuk memberikan kesaksian terkait informasi yang dimilikinya mengenai tata kelola keuangan daerah.
“Saya diundang sebagai saksi, bukan sebagai tersangka. Kewajiban hukum ini harus dipahami oleh masyarakat agar tidak terpengaruh opini-opini yang menyesatkan,” tegasnya.
Menurut Sahadi, pengadilan memiliki wewenang untuk memanggil individu yang dianggap memiliki informasi relevan terhadap perkara yang sedang disidangkan, termasuk dalam kasus terkait anggaran di OPD lain.
“Saya hadir untuk memberikan keterangan jujur, bukan berarti saya terlibat dalam perkara yang sedang diperiksa,” tambahnya.
Baca juga:
Penting bagi masyarakat untuk bijak dalam menyaring informasi. Sahadi menegaskan bahwa fitnah yang dilancarkan terhadapnya lebih bertujuan merusak reputasi pribadi, bukan berdasarkan fakta.
“Seharusnya mereka yang memiliki posisi publik memberikan informasi konstruktif, bukan menyebarkan tuduhan tidak berdasar demi ambisi pribadi,” katanya.
Baca juga:
Kasus DBD Merebak di IKN Sepaku, Otorita dan Layanan Kesehatan Gencarkan Penanganan
Sahadi mengakhiri pernyataannya dengan mengajak masyarakat Kutai Barat untuk mendukung proses demokrasi yang sehat dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang merugikan, serta lebih memfokuskan perhatian pada program-program nyata yang berdampak positif bagi kesejahteraan bersama.
Diketahui belakangan ini, beredar postingan di sosial media dari oknum-oknum yang disinyalir pendukung paslon lainnya yang menjadi rival pasangan Diamond dan dengan sengaja menggiring opini bahwa Sahadi ikut menerima sejumlah uang proyek KWH Listrik untuk masyarakat miskin di Kutai Barat.
Kris/red