Scroll untuk baca artikel
Example 728x250 Example 728x250
BeritaEKONOMI

Sri Mulyani Ungkap Dampak Terpilihnya Trump Terhadap Rupiah dan Harga Komoditas

470
×

Sri Mulyani Ungkap Dampak Terpilihnya Trump Terhadap Rupiah dan Harga Komoditas

Sebarkan artikel ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawari [Foto istimewa]
Example 728x250

SUDUTBERITANEWS.com,  Jakarta – Donald Trump berhasil meraih kembali kemenangan dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024. Trump, yang juga mantan presiden ini, berhasil mengalahkan pesaing utamanya, Kemala Harris, dalam kontestasi yang penuh ketegangan dan dinamika politik yang sengit.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, ada beberapa dampak dari kemenangan presiden dari Partai Republikan itu bagi perekonomian domestik dan global.

“ Donald Trump terpilih lagi pada pemilu, itu akan menimbulkan banyak kebijakan berubah,” demikian disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers Kinerja APBN di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat 8 November 2024.

Menurut Sri Mulyani, Kementerian Keuangan mencatat ada lima kebijakan yang kemungkinan akan diterapkan, diantaranya penurunan pajak korporasi, ekspansi belanja hingga proteksionisme dagang. Selain itu, kata dia, ada kemungkinan dorongan gencatan senjata dan komitmen yang rendah terhadap isu perubahan iklim.

Sri Mulyani membeberkan, sikap proteksionisme diyakini dapat menyebabkan naiknya tarif impor terhadap negara-negara yang berdagang dengan AS terutama China.

Bendahara Negara ini memaparkan, respon Trump terhadap perubahan iklim sangat berbeda dengan Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.

“ Tentu ini akan berdampak pada harga minyak dunia, maupun tren dari isu-isu climate change dan energi,” ujar Sri Mulyani.

Akibatnya adalah harga-harga komoditas energi global bisa rendah. Seperti misalnya minyak, batu bara dan gas yang berkontribusi pada penerimaan negara bukan pajak atau PNBP.

Proyeksi tersebut telah menimbulkan dampak, bahkan sebelum Trump resmi dilantik. “Yield US Treasury (Imbal hasil obligasi AS), terutama yang 10 tahun naik, karena ekspektasi terhadap APBN Amerika yang cukup ekspansif,” kata dia.

Kenaikan obligasi 10 tahun AS sebesar 4,4 persen menyebabkan dolar makin perkasa. Imbasnya meluas, karena menurut dia, penggunaan kurs dolar bahkan melebihi 50 persen transaksi di seluruh dunia.

Menguatnya indeks dolar AS, setelah terpilihnya Trump menyebabkan rupiah tertekan pada pekan ini. Padahal, Sri Mulyani berujar, kurs rupiah sempat menguat bahkan mencapai Rp15.200 per dolar AS. Hingga penutupan perdagangan hari ini, rupiah tercatat sekitar Rp15.600 per dolar.

[Sumber: Tempo.co]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Example 728x250 Example 728x250